PERTOBATAN YANG SEJATI
ETIMOLOGI PERTOBATAN
Pertobatan dari kata “tobat”. Dalam teks bahasa ibrani terdapat dua kata yang memiliki pengertian “tobat” yaitu naham dan shubh. Kata naham berarti menarik nafas panjang (To sigh). Kata naham juga berarti ”mengerang” atau “merintih” (to groan) atau “meratap” (to lament). Kata naham menyitarkan suatu duka yang sangat mendalam. Kata naham juga sering diterjemahkan “menyesal” atau “bertobat” yang ditulis 40 kali dalam Alkitab. Sedangkan kata shubh berarti “berbalik” atau “berganti arah.” Kata ini secara skriptural lebih menunjuk kepada pertobatan yang sejati, maknanya lebih kuat dari naham. Kata shubh secara efektif (meluas) digunakan para nabi sebagai seruan, agar umat Tuhan melakukan perubahan secara radikal dengan berbalik meninggalkan dosa, dan masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan, dan meninggalkan praktek sinkretismenya (penyembaha kepada banyak Allah, atau mencampur adukkan beberapa keyakinan dan Agama). Itulah sebabnya beberapa theolog enggan menterjemahkan kata naham sebagai “pertobatan.” Dalam teks bahasa Yunani untuk kata bertobat ditemuka dua kata yaitu metamelomai dan metanoia. metamelomai berarti “menyesali diri” (to regret atau repent oneself). Kata inilah yang di gunaka Paulus 2 Kor 7:8, yang di terjemahkan menyesal dalam bahasa indonesia, tetapi dalam king james diterjemahkan repent. Kata ini sejajar dengan kata naham dalam teks Ibrani. Sedangkan kata metanoia kata ini terbentuk dua kata yaitu meta yang artinya “berubah” (change) dan nous yang artinya “pikiran” (mind). Metanoia berarti perubahan pikiran. Kata inilah yang sering digunakan untuk menunjukkan pertobatan seseorang yang ditandai dengan perubahan pikiran. Kata metanoia lebih sering digunakan untuk menunjukkan pertobatan yang sejati. Kata ini sejajar dengan kata shubh dalam teks Ibrani.
PENGERTIAN PERTOBATAN Pertobatan uman PL pada umumnya menyangkut dua sapek antara lain. Perubahan tingkah laku atau perbuatan. Kehidupan umat yang meninggalkan Torat, hidup dalan tingkah laku yang tidak menuruti hukum Torat kembali kepada kehidupan sesuai dengan hukum torat. Kesediaan meninggalkan praktek sinkretismenya (mencampurkan atau menggabungkan beberapa agama atau keyakinan). Kehidupan umat yang meninggalkan ibdak kepada Yahwe, lalu kembali beribadah kepada Yahwe. Pada jaman dahulu bangsa israel sering tergoda menyembah kepada allah-allah yang disembah bangsa-bangsa kafir. Sehingga pertobatan dalam PL berarti meninggalkan penyembahan kepada dewa-dewa tersebut, kemudian kembali melakukan ibadah dikemah suci atau di bait Allah. Konsep pertobatan bangsa israel pada zaman PL ternyata juga terdapat pada banyak agama didunia. Pertobatan semacam ini masih bisa di golongkan pertobatan menurut konsep umum. Namun, untuk bangsa israel, pertobatan mereka memiliki keistimewaan, sebab mereka memiliki Allah yhwe dan Torat yang tidak dimiliki bangsa lain. Pada intinya, pertobatan menurut konsep umum adalah menunggalkan perbuatan yang melaggar norma yang diberlakukan, dan mulai beribadah kepada Allah yang diyakini sebagai Allah yang besar. Sering pula dikatakan sebagai suatu perobatan, ketika seorang yang memeluk suatu agama berpindah ke suatu agama lain yang diyakini benar. Sebaliknya, kelompok orang yang menganut agamayang di tinggalkan tersebut akan menganggap anggota mereka yang berpindah agama sebagai murtad. Pertobatan secara umum terjadi atas seseorang atau sebuah komunitas etelah mendengar suatu peringatan dan ancaman hukuman. Pertobatan seperti ini adalah pertobatan yang tidak membutuhkan pencerahan pikiran oleh kebenaran firman Tuhan, yang penting ada kesadaran moral atau didorong takutnya takutnya terhadap ancaman yang akan dijatuhkan, seperti pendududk Niniwe dalam kitab Yunus. Jika pertobatan hanya sekedar tindakan berbalik kepada Tuhan memulihkan ekonominya, menyembuhkan penyakitnya atau memberi pertolongan dari problem hidup yang lain. Maka pertobatan seperti ini adalah pertobatan palsu. Pada kenyataannya prtobatan seperti inilah yang ditawarkan kepada banyaki orang hari ini, hanya lebihnya dibandingkan dengan agama lain, dalam kekristenan ada Yesusnya. Tetap apa artinya pertobatan seperti ini, walau plus Yesus, kalau kemudian tidak hidup dalam kebenaran-Nya dan hanya menjadikan Tuhan Yesus sekedar untuk menjawab kebutuhan jasmani. Dalam kekristenan, pengertian pertobatan tidaklah sama dengan pertobatan diatas. Pertobatan dalm kekristenan adalah perubahan yang didoronh oleh kesadaran terhadap kebenaran. Kebenaran disini bukan hanya menyangkut kesadaran moral, tetapi juga meliputi pembaharuan hidup secara menyeluruh (ekstensif). Pemahaman hidup ini antara lain: siapa Allah; siapa manusia; bagaimana seharusnya manusia menyelenggarakan hidup; manusia akan mati dan menyongsong kehidupan dibalik kubur; manisa harus menghadapi thta pengadilan Allah; manusia harus menjadi seperti sang Khalik kehendaki; dan lain sebagainya. Kesadaran moral memang akan membangkitkan pengharapan pada nilai-nilai etika dan pengubah perilaku. Tetapi, kesadaran atau pemahaman kebenaran membangkitkan pengharapan kepada nilai-nilai spiritual dan kenyataan kekekalan. Kesadaran atau pemahaman terhadap kebenaran inilah yang membangkitkan pertobatan yang sejati, yakni pertibatan yang benar atau yang ideal di hadapan Tuhan. tentu pertobatan yang sejati akan mengubah bukan saja perikaku seseorang, tetapi seluruh filisofi hidupnya. Pertobatan sejati tidak harus diawali oleh sebuah ancaman atau peringatan yang menakut-nakuti, tetapi pemberitaan kebenaran Firman Tuhan yang murni akan membangkitkan kesadaran dan pemahaman mengenai hidup. Kebenaran Firman Tuhan inilah yang mencelikkan mata hati seseorang untuk menyadari kekudusan Tuhan, dan apa yang Dia kehendak. Di pihak lain menyadarkan keadaan seseorang sebagai miskin dihadapan Tuhan dan membutuhkan keselamatan-Nya (Mat 5:3). Kalu pertobatan bangsa Israel berarti kembali kepada Yahwe dan Torat, tetapi didalam kekristenan pertobata berarti percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, hingga selanjutnya belajar kebenaran Tuhan. inilah yang dimaksudkan Tuhan Yesus mengajarkan segalah sesuatu yang perintahkan terdapat dalam Kitab Perjanjian Baru yang isinya sangat batiniah. Dalam hal ini membutuhkan ketajaman untuk menangkap kebenaran batiniah yang Tuhan ajarkan.
By: Simon Mia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar